Selasa, 11 Januari 2011

Bawang Merah dan Bawang Putih

Zaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari sudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.

Pangeran Katak

Pada suatu waktu, hidup seorang raja yang mempunyai beberapa anak gadis yang cantik, tetapi anak gadisnya yang paling bungsulahwww.balita-anda.com-frogprince1 yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang sangat cantik dan selalu terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja terdapat hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang sudah tua ada sebuah sumur. Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi bermain menuju hutan dan duduk di tepi pancuran yang airnya sangat dingin. Ketika sudah bosan sang Putri mengambil sebuah bola emas kemudian melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain lempar bola adalah mainan kegemarannya.
Namun, suatu ketika bola emas sang putri tidak bisa ditangkapnya. Bola itu kemudian jatuh ke tanah dan menggelinding ke arah telaga, mata sang putri terus melihat arah bola emasnya, bola terus bergulir hingga akhirnya lenyap di telaga yang dalam,Image sampai dasar telaga itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai menangis. Semakin lama tangisannya makin keras. Ketika ia masih menangis, terdengar suara seseorang berbicara padanya,”Apa yang membuatmu bersedih tuan putri? Tangisan tuan Putri sangat membuat saya terharu… Sang Putri melihat ke sekeliling mencari darimana arah suara tersebut, ia hanya melihat seekor katak besar dengan muka yang jelek di permukaan air. “Oh… apakah engkau yang tadi berbicara katak? Aku menangis karena bola emasku jatuh ke dalam telaga”. “Berhentilah menangis”, kata sang katak. Aku bisa membantumu mengambil bola emasmu, tapi apakah yang akan kau berikan padaku nanti?”, lanjut sang katak.
“Apapun yang kau minta akan ku berikan, perhiasan dan mutiaraku, bahkan aku akan berikan mahkota emas yang aku pakai ini”, kata sang putri. Sang katak menjawab, “aku tidak mau perhiasan, mutiara bahkan mahkota emasmu, tapi aku ingin kau mau menjadi teman pasanganku dan mendampingimu makan, minum dan menemanimu tidur. Jika kau berjanji memenuhi semua keinginanku, aku akan mengambilkan bola emasmu kembali”, kata sang katak. “Baik, aku janji akan memenuhi semua keinginanmu jika kau berhasil membawa bola emasku kembali.” Sang putri berpikir, bagaimana mungkin seekor katak yang bisa berbicara dapat hidup di darat dalam waktu yang lama. Ia hanya bisa bermain di air bersama katak lainnya sambil bernyanyi. Setelah sang putri berjanji, sang katak segera menyelam ke dalam telaga dan dalam waktu singkat ia kembali ke permukaan sambil membawa bola emas di mulutnya kemudian melemparkannya ke tanah.
Sang Putri merasa sangat senang karena bola emasnya ia dapatkan kembali. Sang Putri menangkap bola emasnya dan kemudian berlari pulang. “Tunggu… tunggu,” kata sang katak. “Bawa aku bersamamu, aku tidak dapat berlari secepat dirimu”. Tapi percuma saja sang katak berteriak memanggil sang putri, ia tetap berlari meninggalkan sang katak. Image Sang katak merasa sangat sedih dan kembal ke telaga kembali. Keesokan harinya, ketika sang Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan siang, terdengar suara lompatan ditangga marmer. Sesampainya di tangga paling atas, terdengar ketukan pintu dan tangisan,”Putri, putri… bukakan pintu untukku”. Sang putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika ia membuka pintu, ternyata di hadapannya sudah ada sang katak. Karena kaget ia segera menutup pintu keras-keras. Ia kembali duduk di meja makan dan kelihatan ketakutan. Sang Raja yang melihat anaknya ketakutan bertanya pada putrinya,”Apa yang engkau takutkan putriku? Apakah ada raksasa yang akan membawamu pergi? “Bukan ayah, bukan seorang raksasa tapi seekor katak yang menjijikkan”, kata sang putri. “Apa yang ia inginkan dari?” tanya sang raja pada putrinya.
Kemudian sang putri bercerita kembali kejadian yang menimpanya kemarin. “Aku tidak pernah berpikir ia akan datang ke istana ini..”, kata sang Putri. Tidak berapa lama, terdengar ketukan di pintu lagi. “Putri…, putri, bukakan pintu untukku.Image Apakah kau lupa dengan ucapan mu di telaga kemarin?” Akhirnya sang Raja berkata pada putrinya,”apa saja yang telah engkau janjikan haruslah ditepati. Ayo, bukakan pintu untuknya”. Dengan langkah yang berat, sang putri bungsu membuka pintu, lalu sang katak segera masuk dang mengikuti sang putri sampai ke meja makan. “Angkat aku dan biarkan duduk di sebelahmu”, kata sang katak. Atas perintah Raja, pengawal menyiapkan piring untuk katak di samping Putri Mary. Sang katak segera menyantap makanan di piring itu dengan menjulurkan lidahnya yang panjang. “Wah, benar-benar tidak punya aturan. Melihatnya saja membuat perasaanku tidak enak,” kata Putri Mary.
Sang Putri bergegas lari ke kamarnya. Kini ia merasa lega bisa melepaskan diri dari sang katak. Namun, tiba-tiba, ketika hendak Imagemembaringkan diri di tempat tidur…. “Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di atas tempat tidurnya. “Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan janji, tapi ini sudah keterlaluan!” Putri Mary sangat marah, lalu ia melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah. “Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari sihir seorang penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran. 
Melihat itu semua, sang putri terkejut dan menyesali perbuatannya yang telah mengingkari janji dan memandang rendah sang katak. “Maafkan aku karena telah mengingkari janji,” kata sang putri dengan penuh sesal. “Aku juga minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut sang Pangeran. Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan mereka pun hidup bahagia.


Pesan moral : Jangan pernah mempermainkan sebuah janji dan pikirkanlah dahulu janji-janji yang akan kita buat.

Senin, 10 Januari 2011

Observasi Pembelajaran PKn SD di Lab School


Pembelajaran PKn 2 SD
Pada hari Selasa, 9 November 2010, saya melakukan pengamatan tentang pembelajaran PKn kelas 2 SD yang dilaksanakan di sebuah SD RSBI 12 Rawamangun. Materi pokok yang mereka pelajari saat itu adalah menerapkan hidup rukun, tolong menolong serta saling berbagi di rumah, sekolah, dan masyarakat.

A.  Perencanaan pembelajaran :
        I.      Merencanakan pengorganisasian bahan ajar
Disana guru berpedoman pada bahan ajar yang tercantum dalam kurikulum. Hal ini ia aplikasikan dengan membaca serta memahami RPP sebelum KBM berlangsung.
Guru langsung memberikan contoh nyata hidup saling berbagi dan tolong menolong. Contohnya dengan bermain peran, memapah teman yang terjatuh, memberikan sebagian bekel kepada teman yang tidak membawa makan, bersedekah kepada pengemis.
Guru menyusun bahan ajar sesuai dengan tahap kemampuan perkembangan siswa kelas kecil, yang kemampuan berfikirnya masih pada tahap operational konkrit. Sehingga learning by doing digunakan sang guru dalam model pembelajaraan. Metode pembelajaran yang digunakan guru agar menunjang kemampuan berfikir konkret siswa seperti bermain peran dengan menirukan contoh-contoh hidup saling berbagi dan bergotong royong yang terjadi di kehidupan sehari-hari peserta didik.

      II.      Merencanakan pengelolaan kelas
Guru memilih rolling tempat duduk setiap harinya untuk menentukan dengan tepat pengaturan ruangan untuk strategi mengajarnya. Namun di dalam menentukan alokasi penggunaan waktu, guru tidak terikat dengan RPP yang dimilikinya yang seharusnya kegiatan belajar terjadi selama 2 x 30 menit atau satu jam, menjadi 1jam 35 menit.
Guru mengkondusifkan kelas terlebih dahulu sebelum KBM dimulai. Guru mengawali KBM dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, setelah itu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya umum mengenai materi pokok yang akan diajarkan.

     III.      Merencanakan penggunaan media, sumber, dan metode pengajaran
Di kelas ini, guru menggunakan media belajar berupa gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pokok; saling berbagi dan tolong menolong yang gambar itu sendiri merupakan hasil karya yang diciptakan oleh masing-masing peserta didik dan gurunya pun sendiri.
Dalam menentukan sumber pengajaran, guru mengambil bahan ajar dari kisah-kisah nyata yang terjadi di negri ini, lingkungan sekitar murid dan guru (lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat), yang sedang menjadi hot news, seperti peristiwa gunung merapi yang sedang terjadi di negri ini. Guru mengaitkan bencana merapi tersebut dengan materi ajar yang sedang dibahas. “Kita bisa meringankan beban mereka dengan menyumbangkan uang jajan/tabungan yang kita miliki, bisa juga berupa pakaian, maupun tenaga kita nak, dengan cara membantu membagikan makanan kepada para korban. Hayoo ini termasuk contoh tolong menolong dan hidup saling membantu atau tidaak? Siapa yang tauu??”
Dan buku paket PKn tidak seutuhnya menjadi satu-satunya sumber pengetahuan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Menurut hasil pengamatan saya, buku paket ini dijadikan sebagai media agar siswa dapat melihat gambar-gambar lain mengenai gotong royong dan hidup saling berbagi.
Dalam menentukan metode pengajaran, guru menggunakan metode-metode sebagai berikut : metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, dan simulasi. Hal ini bisa kita lihat dari upaya guru yang merangsang pengetahuan peserta didiknya melalui penjelasan-penjelasannya yang ia kembangkan dengan cerita-cerita nyata yang terjadi di lingkungan hidup agar peserta didik memahami maksud serta tujuan gotong royong dan hidup saling berbagi melalui semua media belajar yang ada agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik dalam waktu cukup lama baik dalam kemampuan kognitif siswa, afektif, serta psikomotoriknya.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai apa yang kurang ia mengerti dan saling share kepada teman dan guru tentang pengetahuan yang ia miliki/ketahui dalam lingkungan hidupnya. Setelah itu guru menugaskan peserta didik untuk menempelkan gambar-gambar yang mereka bawa ke dalam 2 kategori; gotong royong dan hidup saling berbagi dalam bentuk diskusi kelompok kecil.
Setelah berdiskusi, di depan kelas peserta menirukan gambar-gambar yang ia tempelkan dengan caranya sendiri.

    IV.      Merencanakan penilaian prestasi siswa
Dalam menentukan penilaian prestasi peserta didik, guru tidak hanya menilai prestasi siswa dari satu ranah saja. Guru selalu menilai prestasi peserta didik dari berbagai aspek, kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotoriknya. Seperti: Di saat salah seorang siswa mengumpulkan tugas rumahnya, ia mendapatkan nilai 10 karena ia tepat menjodohkan semua gambar ke dalam kategorinya masing-masing (hidup tolong-menolong serta saling berbagi di rumah, sekolah, dan masyarakat) serta hasil potongan dan tempelan gambarnya sangat rapi (kemampuan psikomotorik), namun ternyata sang guru megurangi nilai siswa menjadi 9 dengan alasan siswa tersebut terlambat/ tidak disiplin dalam mengumpulkan pekerjaan rumahnya (kemampuan afeksinya).
Guru membuat alat penilaian hasil belajar berupa test (menjodohkan gambar (matching), benar-salah, dan tanya jawab), memeriksa hasil pekerjaan rumah murid, instrument non-test; (participation charts atau bagan partisipasi penilaian yang lebih bersifat afeksi).

B.  Pelaksanaan Pembelajaran :
          I.      Memulai proses pembelajaran
Menurut analisa saya, dalam memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran, guru menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dan discovery. Ekspositori ialah guru berfungsi sebagai pemberi dan pentransfer ilmu dan pengetahuannya kepada siswa, sesuai dengan karakteristik siswa kelas rendah yang masih ketergantungan kepada gurunya. Sedangkan discovery ialah upaya yang dilakukan siswa untuk mendapatkan pengetahuannya sendiri dan guru berfungsi sebagai fasilitator dan motivator.
Disini, untuk merangsang pengetahuan-pengetahuan peserta didik di lingkungan sekitarnya, sang guru merangsang peserta didiknya dengan jalan menceritakan apa yang sedang menjadi hot news saat ini, seperti menjelang hari raya iedul adha, orang yang berekonomi berkecukupan, menyisihkan uangnya untuk berqurban. Lalu guru bertanya kepada siswa apa tujuan dari berqurban? Setelah mendengarkan pendapat-pendapat dari muridnya, lalu guru tersebut meluruskannya atau memberi penguatan. Fungsi dari berqurban ia kembalikan lagi ke tema ajar semula, yakni untuk saling berbagi, agar orang yang berekonomi ke bawah atau kurang mampu bisa merasakan makan daging sapi dan kambing, dll.
Guru juga memberikan kesempatan berpendapat kepada peserta didik untuk memberikan contoh nyata hidup bergotong-royong serta saling berbagi dalam kehidupan sehari-hari peserta didik namun tetap bertanggung jawab dan argumen-argumen siswa selalu dikaitkan oleh guru dengan tema ajar. Disamping itu, guru juga memberi saran kepada peserta didiknya agar mereka sesering  mungkin menonton berita dan membaca koran agar pengetahuan siswa bertambah dan diharapkan peserta didik menjadi pribadi yang peka terhadap lingkungannya.

        II.      Mengelola kegiatan inti
Dalam mengelola kegiatan inti, dengan cerita-cerita nyata yang terjadi di kehidupan sehari-hari, guru memberikan contoh sederhana bagaimana penerapan hidup saling berbagi serta bergotong-royong di rumah, sekolah, dan masyarakat.
Sang guru menceritakan bagaimana sulitnya kehidupan anak jalanan di daerah rawamangun, tempat bersekolah mereka. Akan tetapi, meski sesulit apapun hidup mereka, jauh dari kemewahan, mereka tetap saling berbagi, tidak berkelahi satu dengan lainnya, bahkan mereka mengais rizki bersama, ada yang mengamen sambil mengasuh dan menggendong adiknya walau diterik matahari yang panas. Guru juga menceritakan tentang adanya dompet duafa yang berfungsi menyalurkan dana kepada orang yang membutuhkannya.
Dalam penggunaan media, guru hanya menggunakan gambar-gambar yang dibawa peseta didik untuk menjelaskan bagaimana hidup bergotong-royong dan saling berbagi di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Guru sangat mendorong siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru membebaskan muridnya untuk menceritakan pengetahuan yang ia miliki tentang hidup bergotong-royong di rumah, sekolah, dan masyarakat.
Setiap pendapat yang dikemukakan peserta didiknya, diberikan penguatan oleh gurunya.

       III.      Mengorganisasi waktu, siswa, dan fasilitas belajar
Guru kurang pas dalam mengkordinir waktu yang tercantum di RPP. Seharusnya pembelajaran bisa terselesaikan dalam tempo 2x30 menit namun ia menyelesaikannya dalam waktu 1jam 35 menit.
Siswa berkubutuhan khusus yang mengalami gangguan pada daya konsentrasi, lebih mendapatkan perhatian ekstra dari gurunya.
Dalam pemanfaatan fasilitas belajar, guru menggunakan gambar-gambar yang berhubungan dengan tema ajar yakni saling berbagi dan  tolong menolong.

      IV.      Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar
Penilaian yang dilakukan selama kegiatan belajar berlangsung lebih bersifat penilaian secara afektif, participation charts atau bagan partisipasi menjadi salah satu alat ukur. Keikutsertaan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran harus diukur, karena ia memiliki informasi yang kaya tentang hasil belajar yang bersifat non-kognitif, yaitu lebih bersifat afektif. Guru menilai keaktifan siswa pada saat dia melakukan diskusi tentang tema ajar, hidup saling bergotong-royong dan hidup saling berbagi.
Penilaian pada akhir pembelajaran guru menugaskan siswa untuk menirukan ke depan kelas gambar-gambar yang ia bawa dan ia diskusikan. Seperti memapah teman yang terjatuh, saling berbagi bekel dengan teman, menolong ibu menyapu.

       V.      Mengakhiri proses pembelajaran
Guru menyimpulkan pelaksanaan belajar tentang hidup bergotong royong dan hidup saling berbagi di lingkungan masyarakat, sekolah, dan rumah melalui contoh-contoh yang telah disimulasikan oleh peserta didiknya.
Guru memberikan penugasan kepada peserta didik dalam bentuk pr yang dibuat oleh sang guru.

Pandangan penulis secara menyeluruh mengenai pembelajaran di SDN RSBI 12 Rawamangun (Lab School) 
Menurut saya, pendidikan yang diterapkan di sekolah ini tidak monoton, dengan segala metode pembelajaran, model pembelajaran, pendekatan pembelajaran ia gunakan dan terus mereka kembangkan guna terjadi pembelajaran yang PAKEM, sehingga diharapkan 4 pilar pendidikan bisa terwujud. Dan sekolah ini tidak melupakan tahap-tahap perkembangan yang terjadi pada peserta didiknya. Dan diharapkan peserta didik mampu menjadi manusia yang sukses namun berakhlak.

Cindera Ayuningtyas
1815096211
PKn 2 SD

Selasa, 04 Januari 2011

Permainan Bola Kasti

Sejarah Permainan Bola Kasti :
            Permainan bola kasti ialah permainan bola kecil yang berteknik dasar melempar, menangkap, dan memukul ditambah dengan ketrampilan menghindari sentuhan bola. Permainan ini dilakukan oleh 2 kelompok, dimana sebuah kelompok berfungsi sebagai penjaga dan kelompok lainnya berfungsi sebagai pemain atau pemukulnya.
            Olahraga ini termasuk olahraga tradisional yang juga banyak diminati anak-anak remaja karena dalam permainan kasti meningkatkan ketangkasan dan kekompakan regu atau pemain. Sehingga melalui permainan kasti dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik. Biasanya permainan bola kasti kebanyakan dilakukan pada waktu sore hari dan kegiatan bola kasti dapat dilakukan oleh siapapun.
Istilah-istilah Umum dalam Permainan Kasti:
Ball
:
Bola yang dilemparkan pelambung salah, yaitu bola tidak berada di atas tempat untuk memukul.
Strike
:
Bola yang dilemparkan pelambung benar, yaitu bola yang dilemparkan meluncur di atas tempat pemukul antara lutut dan bahu pemukul.
Out
:
Bola yang dipukul jatuh di luar garis batas pelari.
Base
:
Tempat hinggap bagi seorang pemukul atau pelari.
Pitcher
:
Pelambung, dari regu jaga.
Catcher
:
Penangkap bola/penjaga belakang dari regu jaga.
Home Base
:
Base tempat memukul bola.
Mengetik
:
Mematikan lawan dengan cara menyentuh bola.
Membakar
:
Mematikan lawan dengan memegang bola sebelum pemain sampai di base.
Home Run
:
Pemukul dengan pukulannya sendiri dapat kembali ke ruang bebas secara langsung.
Teknik-teknik Dasar dalam Permainan Bola Kasti :
A.     Teknik dasar melambungkan/melempar bola
      Melambungkan bola perlu dikuasai oleh pemain karena ini merupakan salah satu teknik dasar yang menentukan dalam permainan, agar dapat melambungkan bola dengan baik tekniknya antara lain:
1.      Melambungkan bola ke atas
a.      Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kaki kanan /kiri).
b.      Pegang bola dengan tangan kanan, sejajar dengan dada
c.       Bola berada pada pangkal jari-jari, tangan kanan membuat cekungan dan menghadap ke atas.
d.      Tangan kanan di depan dada dengan siku sedikit ditekuk dan tangan kiri didepan dada.
e.      Tarik tangan kanan ke bawah hingga di samping belakang lutut.
f.        Condongkan badan agak kedepan dan tekuklah kedua lutut.
g.      Ayunkan tangan keatas dengan siku lurus.
h.      Lepaskan bola disertai dengan lecutan telapak tangan kearah atas.
2.      Melambungkan bola ke depan
Langkah-langkah melambungkan bola ke depan ialah sebagai berikut:
a.      Berdiri dengan kaki kiri di depan.
b.      Tangan kanan memegang bola.
c.       Tangan kanan yang memegang bola lurus berada di samping paha.
d.      Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari dan telapak tangan membuat cekungan.
e.      Selanjutnya tarik tangan kanan lurus kebelakang.
f.        Tekuk kedua lutut dan badan condong kedepan (badan tidak membungkuk).
g.      Ayunkan tangan yang memegang bola kearah depan,langkahkan kaki kanan dan luruskan lutut kiri.
3.      Melambungkan bola dari atas kepala
            Lemparan bola dari arah atas biasanyadigunakan dari jarak yang jauh dari pemuykul atau pemain yang berlari, langkah-langkah melempar bola ke pada pemukul antara lain:
a.      Berdiri dalam sikap siap melempar.
b.      Posisi bola terletak pada pangkal jari-jari, ketiga jari-jari berada pada belakang bola, ibu jari dan jari kelingking berada di samping bola.
c.       Tariklah tangan kebelakang bersama dengan gerakan memutar kesamping dan langkahkan kaki kiri kedepan.
d.      Badan condong kebelakang lalu ayunkan tangan yang memegang bola dari belakang dan lemparkan dengan kaki kanan ikut maju.

B.      Teknik dasar memukul bola
      Memukul bola, teknik ini merupakan teknik yang harus dikuasai setiap pemain karena sebuah pukulan yang dapat menentukan berhasil tidaknya permainan. Ada beberapa teknik memukul yang harus dikuasai pemain kasti antara lain:
1.      memukul bola mendatar
2.      memukul bola merendah atau menyusur tanah
3.      memukul bola atas kepala

C.      Teknik dasar menangkap bola
Ada beberapa teknik menangkap bola dalam permainan kasti, teknik ini digunakan oleh pemain penjaga. Berbagai teknik tangkapan antara lain:
1.      Menangkap Bola Lambung, langkah-langkahnya adalah:
a.      berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.
b.      julurkan tangan keatas depan kepala badan sedikit condong kedepan.
c.       kedua telapak tangan membuka menyerupai bunga yang merekah dan siap menangkap bola, pandangan tetap kebola.
2.      Menangkap Bola Mendatar, teknik menangkapnya sebagai berikut.
a.      berdiri dengan kaki sedikit kangkang, lutut sedikit ditekuk pandangan mata tertuju kearah datangnya bola.
b.      posisi kedua telapak tangan, kedua lengan lurus kedepan dan tangan kanan atau tangan kiri yang di atas seperti bentuk tepuk tangan dari atas.
3.      Menangkap Bola Dari Bawah, teknik menangkapnya sebagai berikut:
a.      kedua tangan siap menerima bola dengan berjongkok.
b.      jari-jari tangan berada di bawah sejajar arah bola yang akan datang
c.       pandangan lurus kearah bola agar dapat melihat arah bola datang

D.     Teknik dasar berlari
Teknik berlari merupakan teknik yang dapat dilakukan oleh setiap pemain. Alangkah baiknya bila teknik berlari bagi pemain kasti di perdalam lagi agar tidak kecapean bila sedang berlari. Ada beberapa teknik berlari antara lain:
1.      berlari lurus
2.      berlari zig-zag

Tugas-tugas dalam permainan kasti:
  I.            PITCHER
§  Pitcher adalah pemain yang bertugas melempar bola kepada pemukul.
§  Bola harus dilemparkan dengan kuat, cepat dan tepat berada di atas home base.
§  Untuk mendapatkan lemparan bola yang keras dan cepat, pitcher harus melemparkan bola dengan ayunan penuh.
II.            CATCHER
§  Catcher adalah penangkap belakang yaitu salah seorang penjaga yang ditugaskan khusus menangkap bola di belakang home base.
III.            PEMUKUL (BATTER)
Ketentuan bagi pemukul (batter) adalah sebagai berikut :
1.   Pemukul harus berlari jika :
a.      Hasil pukulan pertama strike (baik)
b.      Pukulan ketiga tidak kena tetapi wasit mengatakan strike (baik)
c.       Pelari waktu lari menuju base dihalang-halangi oleh penjaga, maka pemukul bebas menuju base yang telah ditentukan oleh wasit.
Jika pitcher sudah empat kali melambungkan bola salah dan tidak dipukul, maka pemukul dipersilahkan melakukan free walk.
2.   Bola baik (strike) meskipun :
a.      Dipukul kena atau tidak kena oleh pemukul.
b.      Tidak dipukul oleh pemukul.
c.       Dipukul salah (out/keluar) oleh si pemukul.
3.   Bola diangkap mati jika :
a.      Bola hilang.
b.      Bola sudah dipegang oleh pitcher dan siap dilemparkan kepada pemukul.
c.       Bola out
Pada waktu bola mati, semua pelari tidak boleh meninggalkan base yang ditempati.
4.   Pelari dianggap mati jika :
a.      Pada waktu lari tidak menginjak base.
b.      Melewati pelari yang ada di depannya.
c.       Jika base yang dituju telah dibakar oleh penjaga.
d.      Mengganggu penjaga yang sedang menangkap bola.

Cara Mematikan Lawan dalam Permainan Bola Kasti:
§  Cara mengetik yaitu dengan menyentuhkan bola ke tubuh pemain pemukul sebelum dia mencapai base.
§  Cara membakar yaitu dengan menginjakkan kaki pada base yang dituju pelari sambil memegang bola.
Alat dan Bahan Permainan Bola Kasti:
1.      Bola
a.      Dibuat dari karet atau kulit yang di dalamnya diisi sabut kelapa atau injuk
b.      ukuran keliling bola 19-21 cm,
c.       berat 30-70 gr atau 70-80 gr,dan
d.      diameternya 20 cm.
2.      Pemukul
a.      Pemukul kasti terbuat dari kayu yang berbentuk stik pemukul.
b.      panjang kurang lebih 50- 60 cm.
c.       penampangnya berbentuk bulat telur (oval) dengan ukuran lebar 5 cm dan tebal 3,5 cm,
d.      serta panjang pegangan 15-20 cm.

CARA BERMAIN BOLA KASTI :
1.      Permainan rounders dimainkan oleh 2 regu, dimana tiap regu terdiri atas 12 pemain dengan 6 pemain cadangan.
2.      Sebelum permainan dimulai, dilakukan undian.  Regu yang memenangkan undian berhak memilih menjadi regu pemukul atau regu jaga.
3.      Pemukul diberi kesempatan memukul sebanyak 3 kali, jika pukulan pertama atau kedua baik, ia harus lari menuju base. 
4.      Urutan memukul sesuai dengan normor yang telah ditentukan.
5.      Pemukul di belakangnya tidak boleh mendahului pemukul di depannya.
6.      Setiap base hanya boleh diisi oleh satu pemain saja.
7.      Setiap  regu pemukul berpindah base, regu jaga boleh mematikan.
8.      Cara mendapatkan angka :
§  Setiap base yang dilewati pemain mendapat angka 1.
§  Jika dibakar atau terkena tik tidak mendapat nilai pada base itu.
§  Jika dapat kembali ke ruang tunggu dengan pukulan sendiri dan setiap base selamat maka akan mendapat angka 6.


Aturan dalam Pertandingan / Permainan Kasti:
1.      Gambar lapangan kasti
a
15 m
15 m
15 m
15 m
15 m
9 m
b
d

c
 











2.      Pemain
      Kasti dimainkan oleh 2 regu tiap regu berjumlah 15 orang, 3 sebagai cadangan atau pengganti dan 12 sebagai pemain inti. Regu yang main disebut partai pemukul regu yang jaga disebut partai lapangan
3.      Tiang pertolongan
      Tiang pertolongan terbuat dari bahan yang tidak mudah patah, seperti besi, kayu, fiber atau bamboo tiang pertolongan ditancapkan di tengah lingkaran dengan jari-jari 1 meter dan tinggi tiang pertolongan dari tanah ialah 1,5 meter, jarak tiang pertolongan dengan garis pemukul adalah 5 meter dan jarak dari garis samping 5 meter.
4.      Tiang hinggap/ tiang bebas
      Tiang hinggap dalam permainan kasti ada dua buah, yang ditancapkan dalam tanah lingkaran berjari-jari 1 meter. Kedua tiang tersebut di tancapkan dengan jarak 5 meter dari garis belakang dan 10 meter dari garis samping kanan dan kiri. Pemain yang sidah berada di tiang hinggap aman dari incaran pemain penjaga yang memegang bola selagi pemain pemukul tidak berpinddah ke tiang hinggap yang lainnya.
5.      Nomor dada
      Dalam permainan kasti setiap pemain harus memakai nomor dada yang terbuat dari kain, terpasamg didepan dada dan punggung. Nomor dada terdiri atas nomor 1-15, nomor urut 1-12 untuk pemain inti dan untuk nomor 13-15 untuk pemain cadangan.
6.      Lama permainan
Lamanya permainan di tentukan dengan dua macam cara yaitu,
a.      Pertama ditentukan dengan waktu
Jika di tentukan dengan waktu maka lama permainan adalah 2 x 20 menit dengan istirahat 5 menit atau 2 x 30 menit dengan istirahat 10 menit.
b.       Kedua dilakukan dengan inning.
            Inning ialah jumlah pergantian regu pemukul menjadi regu penjaga atau sebaliknya. Jika ditentukan dengan cara inning, jumlah inning dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua regu atau panitia .
7.      Pukulan benar
Pukulan dinyatakan benar apabila:
a.      Bola setelah dipukul lewat garis pemukul dan jatuh, atau mengenai benda yang berada di dalam lapangan permainan
b.      Bola setelah di pukul melewati garis pemukul dan jatuh, atau mengenai benda di luar lapangan setelah melewati bendera atau pembatas setengah lapangan permainan.
8.      Pukulan luput atau luncas
      Pukulan dinyatakan luncas (luput) apabila dalam usaha memukul kayu pemukul tidak mengenai bola yang dilambungkan oleh pelambung.
9.      Pukulan Salah
      Pukulan salah apabila bola setelah di pukul tapi masih berada di areal pukul atau jatuh diareal pukul. Serta bola keluar lapangan sebelum melewati garis tengah.
10.  Hak Memukul
Hak bagi pemukul antara lain sebagai berikut:
a.      setiap pemain dari regu pemukul memiliki hak memukul satu kali pukulan dalam satu kesempatan.
b.      Pembebas (velouser) memiliki hak memukul sebanyak tiga kali, seorang pemukul dinyatakan sebagai pembebas apabila ia satu-satunya pemain yang ada di ruang bebas.
11.  Lambungan benar
Lambungan dinyatakan benar apabila:
a.      Bola dilambungkan sesuai dengan arah permintaan pemain pemukul.
b.      Bola melaju dalam ketinggian antara lutut dan kepala pemain pemukul.
c.       Bola melaju tanpa ada gerakan putaran yang di sengaja.
12.  Nilai/ point
a.      Seorang pemukul yang benar pukulannya dapat kembali ke ruang bebas atas pukulannya sendiri nilai 2. Kejadian tersebut disebut RUN
b.      Seorang pemukul yang benar pukulannya dapat kembali ke ruang bebas atas bantuan pukulan teman nilai 1
c.       Partai lapangan mendapat nilai satu apabila dapat menangkap bola pukulan lawan sebelum kena tanah.
d.      Nilai 2 diberikan apabila seorang pemain dan regu pemukul dengan pukulannya sendiri dan benar dapat langsung kembali ke ruang bebas tanpa dimatikan lawan atau dinyatakan mati oleh wasit.
13.  Pemain mati
      Seorang pemain dari regu pemukul dinyatakan mati apabila anggota tubuh selain kepala terkena lemparan bola dari regu penjaga selama perjalanan, dan pemain mati bila  sengaja menerima bola dengan kepala atas lemparan penjaga.
14.  Bola mati
      Bola mati adalah bola yang sudah tidak bisa dimainkan kembali di dalam permainan atau lapangan. Adapun beberapa bola yang dianggap mati antara lain:
a.      Bola dipegang pelambung dan pelambung berdiri pada tempatnya
b.      Apabila Pada pukulan salah atau tidak kena
c.       Apabila bola hilang sehingga dicari tidak ketemu
d.      Terjadi Pergantian bebas
15.  Pergantian partai/ pergantian tempat
a.      Pergantian Bebas
                       i.      Regu penjaga berhasil menangkap bola sebanyak 3 kali berturut-turut.
                     ii.      Pembebas memukul 3 kali salah
                   iii.      Ruang bebas di bakar oleh regu penjaga
                    iv.      Seorang pelari  pada waktu berlari keluar dari batas lapangan permainan.
                      v.      Pada saat melakukan pukulan kayu pemukul terlepas dari tangan pemukul dan keluar dari ruang pemukul
                    vi.      Anggota regu pemukul keluar dari ruang bebas
                  vii.      Regu pemukul merugikan lawan
                viii.      Pemain pelari atau pemukul masuk keruang bebas melewati garis belakang ruang bebas.
b.      Pergantian Tidak Bebas
            Pergantian tidak bebas terjadi apabila salah seorang dari anggota regu pemukul terkena lemparan yang sah selama dalam perjalanan menuju ketiang hinggap atau keruang bebas, dan regu pemkul tidak dapat mengenai regu penjaga kembali pada saat bola bebas.
16.  Perwasitan
      Wasit berada di luar lapangan baik sebelah kanan maupun kiri, ada pun tugas wasit serta kode tiupan peluit antara lain:
a.      Bila permulaan permainan wasit memanggil kedua kapten dari masing-masing tim untuk melakukan tos atau siapa yang mulai permainan terlebih dahulu baik sebagai pemukul maupun penjaga.
b.      Mengatur jalannya pertandingan
c.       Mengecek kesiapan skoring sit
d.      Mengecek nama pemain dan nomor dada
e.      Wasit meniup peluit 3 x panjang untuk memulai pertandingan
f.        Pada saat memanggil pemain pemukul untuk memukul wasit meniup peluit 3x pendek.S
g.      Pada saat pukulan salah wasit melakukan kode tiupan peluit sebanyak 2x pendek.
h.      Bila terjadi pemain terkena lemparan bola sebelum tiang pertolongan atau  tiang bebas dan ruang bebas, wasit meniup peluit 1x panjang tanda pergantian bebas.
i.        Bila bola hilang wasit meniup peluit 3x pendek
j.        Setelah permainan selesai permainan atau waktu habis wasit meniup peluit 3x panjang
17.  Skoring sit
Skoringsit adalah pembantu wasit untuk jalannya suatu pertandingan, tugasnya adalah:
a.      mengecek pemain.
b.      menyamakan nomor dada dengan nama yang ada di skoring sit yang diberikan oleh masing-masing regu.
c.       memanggil pemain yang akan melakukan pukulan.
d.      bila ada pergantian pemain skoring sit lah yang bertanggung jawab atas kecocokan yang ada pada skoring sit tersebut.
e.      menghitung nilai masing-masing regu.
f.        menghitung pukulan salah pemain pemukul

Tujuan Bermain kasti Bagi pendidikan Jasmani
Adapun beberapa tujuan dari bermain kasti bagi pendidikan jasmani antara lain:
1.      Melestarikan budaya olahraga tradisional bangsa kita.
2.      Dapat mengembangkan berbagai macam funsi tubuh.
3.      Meningkatkan sikap sportivitas antar pemain atau teman.
4.      Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan.
5.      Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.
6.      Dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik
7.      Belajar berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.
8.      Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas
9.      Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas suatu permainan.
10.  Mendapatkan olahraga yang murah meriah.